Search

Translate

Friday

BAHAYA FREE SEX!!!

....بسم الله

Pergaulan bebas di negeri Barat mendatangkan dua bahaya yang menakutkan. Pertama, menyebarnya kerusakan, penggambaran hawa nafsu yang melampaui batas, lunturnya nilai-nilai kekeluargaan, merebaknya sikap masa bodoh terhadap perbuatan-perbuatan nista dan runtuhnya nilai-nilai sosial didalam tatanan masyarakat. Disamping itu, juga menyebabkan tumbuhnya "free seks " (kebebasan seks) di kalangan wanita karena adanya kesulitan ekonomi dan sosial yang menimbulkan bahaya besar, sehingga para pria di Amerika berpaling dari pernikahan. Terlebih lagi, para wanita disana menginginkan kebebasan seksual. Karena itu, mereka (para wanita di Amerika) menurut pandangan pria tidak layak berkeluarga serta mendidik anak-anak.
Dengan demikian, kontrol terhadap nilai-nilai perkawinan semakin sulit dan jumlah wanita-wanita yang menamakan diri mereka kelompok nudis menjadi meningkat pula. Apabila kita memperhatikan lebih dalam tentang apa yang menjadi sebab gentingnya problema sosial ini, maka akan jelaslah bagi kita bahwa faktor yang sangat dominan adalah adanya kecenderungan untuk mengikuti hawa nafsu. Yaitu, bahwa pemuda/i di Amerika cukup senang melakukan cara-cara termudah untuk melampiaskan keinginan (kebutuhan) seks mereka.
Untuk itu, para wanitanya menyediakan diri bagi pria disetiap tempat yang mereka cari, baik dikantor-kantor sampai di klab-klab malam, warung, restoran atau pantai. Para pria tersebut akan memilih wanita mana yang disenangi untuk dijadikan kekasih tanpa adanya ikatan waktu (sementara) dan para wanita itu pun tidak membebani sang pria dengan segala macam tuntutan atau nafkah zhahir baginya. Sehingga hal ini mengundang para wanita yang berstatus sebagai mahasiswi dan pelajar berlomba untuk menjadi waiters (pelayan) di restoran-restoran dan warung-warung, bahkan ditempat-tempat pelacuran.
Para pemuda di Amerika terbiasa untuk lebih cenderung pada menyenangi para wanita yang berpengalaman (dalam seks) daripada para pemudi yang memiliki kehidupan sederhana, yang konservatif dan yang mengajak mereka untuk menikah secara baik!
Di tengah-tengah perjalanan yang pernah penulis lakukan di negara-negara Eropa dan Amerika, penulis memperhatikan, bahwa tempat-tempat pelacuran yang resmi tampak bebas. Hingga penulis berpikir, bahwa semua itu merupakan akibat dari merajalelanya perbuatan nista yang terikat dengan sistem di negara-negara tersebut. Sedangkan kenyataan yang menyakitkan adalah justru sebaliknya, dimana tempat-tempat pelacuran resmi telah membuka suatu persaingan dikalangan para pemudi —pencari kenikmatan seks— dan para pelacur jalanan, yangmana tempat semacam itu seakan telah mentakdirkan sebagian besar dari mereka dengan kehancuran.
Pada tahun-tahun terakhir ini telah tumbuh (muncul) cara-cara baru yang bergerak bersamaan dengan perkembangan zaman dan dengan cepat bergeser dari waktu ke waktu, sehingga semakin merebak pelacur jalanan yang bisa diajak pergi kapan saja dan para wanita panggilan yang bisa dihubungi melalui nomor telepon tertentu.
Di kota-kota besar Amerika seperti Chicago, bermacam jenis pemudi penjaja seks begitu dielu-elukan. Masing-masing dari mereka mempunyai kelompok yang tempat-tempatnya ditentukan oleh seorang koordinator (manajer). Para pemudi itu dijanjikan akan mendapat mobil dan rumah mewah dengan segala macam hadiah yang memabukkan mereka. Cara yang mereka (para manajer) gunakan dalam merekrut para penjaja seks tersebut adalah dengan memberikan sejumlah uang kepada para perekrut suatu perkumpulan pelacur) agar pergi dari satu tempat ke tempat yang lain untuk mencari pemudi penjaja seks yang cantik, guna menyambut para langganan yang royal (boros) didalam mengeluarkan uangnya.
Kemudian para pemudi hasil perekrutan tersebut dikumpulkan di sebuah tempat seperti rumah atau hotel yang dapat dihubungi oleh siapa saja (dari para lelaki yang berminat) melalui telepon. Atau untuk menentukan kepada salah satu dari mereka (para wanita penjaja seks) melalui suatu perjanjian untuk menemaninya pada jamuan malam di suatu tempat hiburan atau ditempat mana saja yang dikehendaki.
Meskipun para kesatuan polisi sering melakukan penyergapan ke tempat-tempat prostitusi, akan tetapi para penjaja seks seperti itu terus tumbuh dan mereka melakukan pekerjaan (pelacuran)nya dengan tenang, tanpa ada perasaan takut apabila polisi memasuki wilayah di mana mereka bekerja (menjajakan diri) disebabkan oleh kefasikan dan sifat cabul yang ada pada diri mereka.
Anehnya, orang asing kerap kali tidak mampu untuk membedakan antara perempuan baik-baik dengan para pelacur disana. Karena, keduanya sering terlihat berbuat hal yang sama dengan para pemuda yang disebabkan oleh cinta (menurut mereka, Ed.), hanya sekedar hiburan atau karena keduanya.
Bahaya lain yang ditimbulkan oleh pergaulan bebas adalah penyakit 'Frigid' (tidak bergairah lagi dalam urusan seks, tidak mudah terangsang) yang akan mewabah pada diri pria maupun wanita. Dr. Muhammad bin Muhammad Husein berkata: "Dampak atau bahaya mewabahnya penyakit Frigid adalah makin banyaknya penyelewengan (baik suami maupun isteri) dan menjalarnya penyakit berbahaya seperti Aids. Bahaya tersebut akan menimpa kepada pria yang senang melayani godaan wanita, sehingga ia tidak lagi bergairah terhadap isterinya yang sah." Adapun untuk menumbuhkan kembali kegairahannya itu, maka ia memerlukan adanya perubahan sudut pandang terhadap apa yang disebut se￾bagai seks dan merubah semua kebiasaan buruk yang selama itu pernah menjangkitinya. Frigid yang tengah menjangkit akan mencegahnya untuk menikmati sesuatu yang seharusnya dapat ia nikmati dan kesenangan terbesar yang merupakan salah satu rahasia syari'at. Yaitu, suatu kenikmatan yang dapat menyenangkan jiwa, menentramkan hati dan sekaligus menimbulkan kegelisahan (apabila tidak terpenuhi).
Dampak lain yang ditimbulkan oleh penyakit ini adalah dapat mencegah seseorang untuk merasakan kenikmatan hidup, hingga jiwanya merasakan penderitaan yang mendalam atas apa yang di alaminya. Disamping itu, akan mendorongnya untuk berusaha dengan cara apapun —meski itu dilarang— guna mewujudkan kenikmatan seks yang dibutuhkan. Seperti dengan cara melakukan hubungan intim dengan teman-teman wanitanya serta para pelacur dan mencari bentuk serta cara-cara lain diluar kendali (jalur) yang telah ditentukan oleh agama, dengan harapan; kejantanannya tumbuh kembali. Terkadang juga mendorongnya untuk tenggelam kedalam dunia narkotika sebagai pelampiasan dari gairah seksnya yang telah hilang atau melakukan tindakan kriminal berupa petualangan, sebagai pengukuhan atas kejantanannya.
Penyimpangan semacam ini terjadi pada pria maupun wanita. Karena, impotensi yang disebabkan oleh pergaulan ini (hal-hal yang dihasilkan oleh pergaulan bebas) merupakan penyakit yang mempunyai dua dimensi, yang dampaknya akan mengenai kaum pria dan wanita. Sehingga hilanglah kecenderungan untuk melakukan hubungan seks pada kedua belah pihak pada saat bertemu, dan bersenda gurau. Wallahu 'alam.
(Dinukil dari buku Tuhfatul 'Ursy, *edisi terjemahan Indonesia, berjudul Kado Pernikahan, dalam Muqaddimah hal. XXV-XXVIII)